Berdasarkan hasil penelitian dari IPCC (Intergovermental
Panel on Climate Change) menggambarkan kondisi perubahan iklim yang terjadi
saat ini, antara lain: a) Telah terjadi kenaikan suhu rata-rata sebesar 0,760C
antara periode 1850-2005; b) 11 dari 12 tahun terakhir (1995-2007) merupakan
tahun-tahun dengan rata-rata suhu terpanas sejak dilakukan pengukuran suhu
pertama kali pada tahun 1850; c) Telah terjadi kenaikan permukaan air laut
global rata-rata sebesar1,8mm/tahun antara 1961-2004; d) Polusi udara yang
meningkat; e) Musim hujan yang tidak menentu; f) Telah terjadi kekeringan yang lebih
intensif pada wilayah yang lebih luas sejak tahun 1970an, terutama didaerah
tropis dan sub tropis.
Wildsmith (2009) menyatakan bahwa kota hijau (green city) adalah sebuah kota dengan
kondisi ekosistem berkeseimbangan sehingga fungsi dan manfaatnya berkelanjutan.
Kota Hijau merupakan respon terhadap isu perubahan
iklim melalui tindakan adaptasi dan mitigasi. Dalam pengembangan Kota Hijau
juga dimaksudkan pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama
dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama seluruh unsur pemangku
kepentingan kota.
Perwujudan kota hijau di jabarkan dalam delapan
atribut kota hijau yang meliputi : (1) perencanaan dan perancangan kota yang
ramah lingkungan (Green Planning and
Design), (2) ketersediaan ruang terbuka hijau (Green Open Space), (3) konsumsi energi yang efisien (Green Energi), (4) pengelolaan air yang
efektif (Green Water), (5)
pengelolaan limbah dengan prinsip 3R (Green
Waste), (6) bangunan hemat energi atau bangunan hijau (Green Building), (7) penerapan sistem transportasi yang
berkelanjutan (Green Transportation),
dan (8) peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau (Green Community).
Berikut ini beberapa pengertian Kota Hijau:
Kota yang Ramah Lingkungan dengan
memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya air dan energy,
mengurangi limbah, menerapkan
system transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikan
lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang
berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. (diadaptasi dari www.unep.org/wed).
Pada jurnal ini penulis mengambil
wilayah studi di Kota Bandung tepatnya di kecamatan Bandung Wetan dengan
melakukan penelitan mengenai Peningkatan Kualitas Empat Atribut Green City. Empat
atribut yang dimaksud adalah green open
space, green transportation, green community, dan green waste.
Untuk aspek green open space pada Kecamatan Bandung Wetan sendiri sekitar 13%
dari luas lahan Kecamatan Bandung Wetan. Kemudian untuk aspek green transportation pada Kecamatan
Bandung Wetan terdiri atas total 5.220m jalur hijau. Untuk aspek green community pada Kecamatan Bandung
Wetan terdiri atas sekitar 8 kelompok yang bergerak pada kelestarian lingkungan.
Untuk aspek green waste pada
Kecamatan Bandung Wetan merupakan kegiatan yang menerapkan prinsip-prinsip 3R
yang sudah berjalan di Kelurahan Tamansari.
Setelah melakukan analisis mengenai
Green City pada Kecamatan Bandung
Wetan diketahui bahwa untuk mencapai tujuan Green
City masyarakat harus bekerja bersama untuk melakukan program-program yang
sudah ditetapkan. Program-program yang utama adalah dengan penanaman pohon pada
RTH guna menciptakan Green City. Penanaman
pohon dilakukan untuk meredam kebisingan pada jalur kebisingan, melakukan
kegiatan 3R pada setiap kelurahan, melakukan pengelolaan sampah dengan benar,
dan lain sebagainya.
Artikel ini merupakan rangkuman penulis dari jurnal
tentang Green City
Tidak ada komentar:
Posting Komentar