ARSITEKTUR TRADISIONAL
Rumah Pewaris (Rumah Adat Sulawesi
Utara)
Nama lain dari Walewangko adalah
Rumah Pewaris. Rumah adat yang satu ini memiliki tampilan fisik yang apik. Ia
secara umum digolongkan sebagai rumah panggung. Tiang penopangnya dibuat dari
kayu yang kokoh. Dua di antara tiang penyanggah rumah ini, konon kabarnya, tak
boleh disambung dengan apapun. Bagian kolong rumah pewaris ini lazim
dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau godong.
Seperti rumah adat lainnya, Rumah Pewaris dibagi juga ke dalam beberapa bagian utama antara lain:
Seperti rumah adat lainnya, Rumah Pewaris dibagi juga ke dalam beberapa bagian utama antara lain:
- Bagian depan yang dikenal juga dengan istilah lesar. Bagian ini tidak dilengkapi dengan didnding sehingga mirip dengan beranda. Lesar ini biasanya digunakan sebagai tempat para tetau adat juga kepala suku yang hendak memberikan maklumat kepada rakyat.
- Bagian selanjutnya adalah Sekey atau serambi bagian depan. Berbeda dengan Lesar, si Sekey ini dilengkapi dengan dinding dan letaknya persis setelah pintu masuk. Ruangan ini sendiri difungsikan sebagai tempat untuk menerima tetamu serta ruang untuk menyelenggarakan upacara adat dan jejamuan untuk undangan.
- Bagian selanjutnya disebut dengan nama Pores. Ia merupakan tempat untuk menerima tamu yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pemilik rumah. Terkadang ruangan ini juga digunakan sebagai tempat untuk menjamu tamu wanita dan juga tempat anggota keluarga melakukan aktifitas sehari-harinya. Pores ini umumnya bersambung langsung dengan dapur, tempat tidur dan juga makan.
Jika kita cermati, keunikan rumah pewaris ini terletak dari
arsitektur depan rumah. Perhatikan saja susunan tangga yang berjumlah dua dan
terletak di bagian kiri dan kanan rumah. Konon kabarnya, dua buah tangga ini
berkaitan erat dengan kepercayaan suku Minahasa dalam mengusir roh jahat.
Apabila roh tersebut naik melalui tangga yang satu maka serta merta ia akan
turun lagi melalui tangga lainnya.
ARSITEKTUR SPIRITUAL
Masjid Agung Sheikh Zayed (Uni Emirat
Arab)
Pembangunan masjid Agung Sheikh Zayed merupakan
gagasan dari pendiri Negara UEA, Sheikh Zayed Al Nahyan sebagai bagian dari
mimpi beliau memimpin rakyat UEA dari sebuah Negara berkembang, tradisional
menjadi sebuah Negara maju modern. Masjid Sheikh Zayed di inspirasi oleh
pengaruh arsitektural Mughal (India, Pakistan, Bangladesh) dan Mooris (Maroko).
Dibangun dengan 82 kubah bergaya Maroko dan semuanya dihias dengan batu pualam
putih. Lengkap dengan pelataran tengahnya sebagaimana di masjid Badshahi di
kota Lahore Pakistan yang bergaya Mughal. Kubah utama masjid ini berdiameter
32.8 meter dan setinggi 55 meter dari dalam atau sekitar 85 meter dari luar.
Merujuk kepada Turkey Research Centre for Islamic History and Culture kubah ini
merupakan kubah terbesar yang pernah dibuat dalam jenis yang sama. Secara
keseluruhan arsitektural masjid Agung Sheikh Zayed dapat disebut sebagai fusi
dari arsitektural Mughal, Moorish dan Arab.
Ukuran masjid seluas 22.412 meter persegi itu
setara dengan lima lapangan sepakbola dan dapat menampung 40.960 jemaah
sekaligus terdiri dari 7126 di ruang utama, 1960 di ruang sholat terbuka, 980
di ruang sholat wanita, 22.729 di area Sahan (Courtyard / pelataran
tengah), 682 di selasar ruang utama dan 784 di selasar pintu masuk utama.
Masjid Agung Sheikh Zayed memiliki lebih dari
1000 pilar di area luar yang dilapis dengan lebih dari 20 ribu lembaran pualam
dan batu alam polesan, termasuk lapis Lazuli, red agate, amethyst, abalone
shell dan mother of pearl. Di ruang utama terdapat 96 pilar bundar
berukuran besar yang kesemuanya di lapisi dengan mother of pearl. Serta
fitur utama ekterior masjid ini selain 82 kubahnya adalah empat bangunan menara
setinggi hampir 107 meter di empat penjuru masjid.
Disekililing masjid dibangun rangkaian kolam
seluas 7.874 meter persegi yang dibangun menggunakan bahan keramik lantai warna
gelap, kolam kolam ini memantulkan bentuk arkade masjid, memberikan pemandangan
spektakuler dibawah siraman cahaya lampu lampu di malam hari. Tata cahaya yang
unik ini dirancang oleh Arsitek tata cahaya, Jonathon Speirs dan Major untuk
memantulkan fase fase bulan. Pemandangan awan abu abu kebiruan di proyeksikan
ke pada dinding luar masjid dan menghasilkan pemandangan yang berebeda setiap
hari.
Rancangan impresif menghias sisi dalam masjid
dengan menggunakan material pualam Italia dipadu dengan rancangan ukiran floral
di ruang sholat utama serta dinding sisi luar yang dihias dengan mozaik kaca
emas, sebagaimana tampak pada dinding sebelah barat. Pintu utama masjid ini dibuat
dengan bahan kaca setinggi 12.2 meter dan lebar 7 meter memiliki berat mencapai
2.2 ton.
Masjid Agung Sheikh
Zayed dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan yang terletak di sisi utara
menara masjid. Perpustakaan ini dilengkapi dengan buku buku klasik dan buku
buku cetakan terkait dengan Islam termasuk tentang ilmu pengetahuan dalam
Islam, peradaban, kaligrafi, seni budaya, koin koin Islam hingga buku buku kuno
terbitan 200 tahun yang lalu. Sebagi perwujudan dari keanekaragaman Islam
perpustakaan ini menyediakan buku buku dan bahan terbitan dari berbagai bahasa
termask bahasa Arab, Inggris, Prancis, Italia, Jerman dan Korea.
ARSITEKTUR MONUMENTAL
BIG BEN (INGGRIS)
Menara ini dibangun sebagai bagian dari rencana
pembangunan istana baru oleh Charles Barry, setelah Istana Westminster yang
lama telah hancur akibat kebakaran pada malam 22 Oktober 1834. Menara ini
tingginya 96.3 meter (316 kaki) dan dibangun dengan gaya Gothik Victoria. 61
meter (200 kaki) di bawah jam terbuat dari bata yang dilapisi oleh batu,
sedangkan puncak menara ditopang dengan rangka besi yang dibuat dari besi
leleh. Menara ini dibangun di atas tanah berukuran 15 meter kali 15 meter,
fondasi terbuat dari beton setebal 3 meter (9 kaki), pada kedalaman 4 meter (13
kaki) di bawah permukaan. Semua sisi jam tingginya 55 meter (180 kaki) dari
atas tanah.
Karena berubahnya kondisi tanah sejak
pembangunannya, Menara Big Ben sedikit miring ke barat laut kurang lebih 220
milimeter (8.66 inci), menara ini miring setiap tahun sebanyak beberapa milimeter
ke arah timur dan barat dikarenakan efek thermal.
Jam dan lonceng Big Ben didesain oleh Augustus
Pugin. Jam ini diletakan pada sebuah kerangka besi berukuran 7 meter (23 kaki),
ditopang dengan 312 kepingan kaca opal, sehingga mirip seperti jendela
berwarna. Beberapa keping gelas kemungkinan dibuang untuk pemeriksaan.
Loncengnya dilapisi seluruhnya dengan emas. Di bagian bawah jam, di setiap sisi
jam, terdapat tulisan Domine Salvam Fac Reginam Nostram Victoriam Primam,
yang dalam bahasa Indonesia berarti Oh Tuhan, lindungi Ratu Victoria yang
Pertama.
Jam ini terkenal karena ketepatannya.
Pendesainnya adalah seorang pengacara dan horologis amatir Edmund Beckett
Denison, dan George Airy, seorang Astronom Kerajaan. Jam ini dibuat oleh Edward
John Dent, yang menyelesaikannya pada tahun 1854. Namun menara Big Ben belum
selesai saat itu sampai tahun 1859.
ARSITEKTUR UTILITAS
BANDAR
UDARA SOEKARNO-HATTA (INDONESIA)
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA:
CGK, ICAO: WIII) merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani kota Jakarta
di pulau Jawa, Indonesia. Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden
Indonesia pertama, Soekarno, dan wakil presiden pertama, Muhammad Hatta.
Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis
Paul Andreu, yang juga merancang Bandar Udara Charles de Gaulle di Paris,
Perancis. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur
lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu. Bandar udara
Soekarno-Hatta sering disebut Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK.
Letaknya sekitar 20 km barat Jakarta, di Kota Tangerang, Banten. Operasinya
dimulai pada 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik)
di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur.
Bandara Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km²dan
memiliki dua landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400
m. Terdapat dua bangunan terminal utama, terminal 1 untuk semua penerbangan
domestik, dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional juga
domestik. Untuk Terminal 3 merupakan terminal baru yang selesai dibangun pada
tanggal 15 April 2009. Terminal 3 ini digunakanoleh Maskapai penerbangan
berbiaya murah. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 150 gerai
lapor-masuk (check-in counter), 30 pengklaiman bagasi dan 42 gerbang. Setiap
sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang.
SUMBER:
.
Artikel bagus dan bermanfaat, kunjungi juga Floor Hardener Jakarta
BalasHapus